Tuesday, February 23, 2010

End of 2009 & Beginning of 2010's Trip Part I: Malang

Fiyuh... Ga sempet2 nulis euy... Padahal dah ada beberapa trip yang kelewat. Tapi mau describe trip akhir tahun 2009 & awal tahun 2010 dulu ah. Karena apa... Supaya ngga lupa detailnya aja. He :D

Well, trip akhir tahun ini memang sudah direncanakan matang-matang. Daerah yang dikunjungi pun lumayan banyak dan jauh, karena terpisah pulau. Malang, Bali, dan Lombok lah tempat-tempat itu. Kami harus memutar otak untuk membuat rundown perjalanan ini, sebab waktu yang tersedia hanya 10 hari. Yukz ah langsung ke hari pertama...

Saturday, Dec 26th 2009...
Berangkat sore hari menuju stasiun Gambir, bus yang membawa Red ke sana leletnya setengah modar. Litut, rekan yang sudah menunggu di Gambir udah 'dag dig dug seeerrr cleng' menunggu kedatangan Red. Sepanjang jalan bus rasanya ga tenang takut ketinggalan kereta, akhirnya keluar dari tol sekitar daerah Pasar Genjing saia memutuskan naik ojeg sampai Gambir. Pukul 17.20 bertemu dengan Litut di Dunkin Donut Stasiun Gambir. Tepat 10 menit sebelum kereta Gajayana tujuan Malang berangkat. Ternyata eh ternyata... keretanya telat dateng 15 menit. Cari mencari nomor kursi tidak terelakkan, bahkan sempet salah gerbong. Setelah dapet kursinya... jengjengjengjeng... duduk manislah kami dsana.



Ternyata, enak juga ya naek kereta eksekutif (maklum baru skali naek kreta eksekutip). Tempat duduknya lebar, jarak antar kursi depan dan belakang berjauhan, ada TV nya (walaupun channel nya cuma KA TV), AC nya duingin rek, interiornya juga bagus. Demam norak kami berlanjut... Berawal dari ketidakmampuan menutup/membuka kabin, cara buka pintu geser yang ternyata ada tombolnya & harus dipencet dulu baru bisa kebuka, mundurin kursi, sampe tombol on off deket AC yang ternyata tombol lampu (dikira tombol buat nyetel AC). Hufff... cukup sudah, terlalu banyak kenorak'an yang terjadi pada kami. Sisa hari, kami habiskan dengan membaca novel yang saia bawa, menertawakan Litut yang kesakitan mengobati luka jatuh dari motor di kakinya, & terjaga (suer deh ga bisa tidur entah kenapa, padahal kondisi udah nyaman banget, sampe iri liat Litut tertidur dengan pulasnya...).


Sunday, Dec 27th 2009...
Sekitar pukul 2 dini hari baru bisa tertidur, itu pun tidak nyenyak... Fajar merekah, mata saia ikut terbuka pula. Sempat agak heran menyaksikan kelakuan konsumtif 2 penumpang di depan kami. Barang apa aja dibeli, dari makanan sampe selimut merchandise yang dijual pihak KA. Penumpang mulai turun di stasiun Tuban, matahari sudah muncul saat itu. Sekitar pukul 9.30 kereta sampai di stasiun Kota Baru, Malang. Di sana kami sudah dijemput Bude Ila & anaknya Sofyan. Mereka membawa 2 buah motor untuk mengangkut kami ke rumahnya. Berasa di rumah sendiri, dsana kami disambut hangat. Setelah menyempatkan diri istirahat, waktunya makan siang datang. Menu makan siang saat itu adalah sate kambing ndak ketinggalan sambel kecapnya. Wuih, rasanya mantebbb banget!!! Sampai-sampai saia & Litut nggadoin satenya pas nasinya udah ludes. Kelaparan mode on* soalnya ngga sempet sarapan.

Rundown kami memang padat, jadi hari itu juga kami langsung cekidot ke tujuan pertama di Malang yaitu 'Batu'. Motor lagi-lagi menjadi kendaraan kami menuju Coban Rondo yang ada di Batu. Hujan yang turun amat derasnya sama sekali tidak memudarkan niat kami menuju tempat tujuan. Tak terasa, celana basah sesampainya di Coban Rondo :((

Coban Rondo adalah salah satu objek wisata air terjun yang ada di Malang. Legenda dari tempat ini menceritakan Dewi Anjarwati, seorang Putri yang menjanda karena Raden Baron (suaminya) sama-sama gugur dengan Joko Lelono saat saling bertarung. Joko Lelono adalah lelaki yang juga menyukai Dewi Anjarwatii. Sang Dewi berdiam di air terjun dari sebelum sang suami berangkat bertarung, sampai akhirnya suaminya tewas dan tidak kembali. Tempat Sang Dewi menunggu suaminya dikenal dengan Coban Rondo, dalam bahasa Indonesia berarti "Air Terjun Janda".



Hangatnya jagung bakar sangat menggoda untuk mengusir dinginnya hawa di sekitar air terjun. 1 hal menarik di jajaran kantin di sana, ada sebuah spanduk warung bakso bergambar seorang wanita paruh baya agak gemuk yang ternyata merupakan si empunya warung. Hehehe... What a narcistic seller! Sepulangnya dari Batu, kami menyempatkan diri keliling Kota Malang dan nongkrong di Bakso President yang terletak di samping rel kereta api...

Malamnya, saia disibukkan dengan pencarian info transportasi ke arah spot kedua (Lombok). Setelah mendengar, menimbang, dan menganalisa saran dari seorang teman, kami membatalkan rencana untuk naik kereta ekonomi ke Banyuwangi dan menggantinya dengan naik bus malam. Thx lho fren atas sarannya yang berguna. Lelah berpikir membuat mata mengantuk, malam itu kami berkepompong ria alias tidur dalam balutan sleeping bag. Tidur tidak lebih dari dua jam, karena jam 11 sudah ada instruksi untuk bangun. Yeah, kami bersiap menuju Bromo. Hufff... Tired but interested!!!


Monday, Dec 28th 2009
Sepanjang pagi buta menuju Bromo, jalan berkelok dengan amat sangat (lebay mode on*). Carry kami sampai di parkiran Puncak penanjakan atau bahasa Jawanya View Point sekitar jam 3 pagi. Puncak ini berketinggian 2770 mdpl. Weeew @_@ udara dingin sangat mneyengat. Asap mengepul pun keluar bila kita menghembuskan napas dari mulut. Jadi norak sendiri, udah lama ngga ngerasain kaya gitu. He... Saking bekunya udara, mie instan yang kami buat tidak berasa hangat, dingin aja gitu. Sementara mie instan anyep, di sisi lain Litut mengkerut kedinginan. Ha... Di sekitar, banyak yang menyewakan jaket tebal seharga 10ribu. Gawatnya, saia & Litut emang ngga bawa jaket tebal. Beruntung Sofyan membawa beberapa jaket tambahan. Dia sendiri akhirnya tidak pakai jaket, karena jaketnya dipinjamkan ke saia.





Pukul 5 pagi kami mulai mencari posisi untuk melihat sunrise. Wow, mungkin karena sedang musim liburan, banyak sekali orang yang ada di sana. Cari posisi jadi susah deh! Di Puncak Penanjakan ini memang posisi favorit untuk sekedar melihat atau mengabadikan sunrise. Di tempat ini pula akan terlihat panorama gunung-gunung yang berada dalam Kawasan Taman Nasional Tengger Bomo Semeru. Buat para photographer, tempat ini perfect lah buat hunting foto. Sayangnya, awan-awan mendung agak menutupi dn mengganggu munculnya matahari. Betah rasanya berlama-lama dengan pemandangan yang tidak mungkin setiap hari saia lihat. Matahari yang agak malu-malu muncul tertutup awan, dan kabut yang semakin lama semakin tebal menyelimuti gunung-gunung tersebut menjadikan visual di depan mata menjadi unik.

Semakin siang, saat udara menghangat kami mulai turun dan kembali menaiki Carry. Agak aneh memang, di saat orang-orang lain menggunakan mobil-mobil jeep, kami menggunakan Carry untuk medan jalan parah seperti di sana. Bagusnya mobil kami baik-baik saja, hanya sempat kesulitan naik di satu tanjakan yang agak curam (kl kaya gitu bisa dibilang baik2 aja ngga? XDDD). Perjalanan dilanjutkan menuju Gunung Bromo benerannya... Spanjang jalan, ternyata ada beberapa spot yang bagus untuk bernarsis ria. Si Pakde yang jadi guide qt emang mantab... Sebelum menuju kawah Bromo, kami melewati lautan pasir, sejauh mata memandang, bawahnya pasti pasir.

1, 2, 3... Mendaki Bromo dimulai... Lumayan butuh ngatur napas, karena udah 4 tahunan ga naek2 gunung. Kami memilih jalan kaki dibanding naik kuda, supaya lebih menikmati perjalanan ke atas (padahal pelit ga mo ngeluarin duit, hahaha). Setelah naik sekitar 200-an anak tangga, sampai deh kami di Kawah Bromo. Jalan-jalan di atas menikmati pemandangan yang ada, asap-asap kawah, bentukan-bentukan sekitar kawah, dan bukit2 di sekitar Bromo. What a wonderful scenery... >.<

Waktunya pulang ke rumah Bude, istirahat alias tidur. Wat siap-siap cari tiket bus malam sorenya. Sore menjelang, kami berpamitan pada pakde dan bude dsana. Tiket Bus tujuan Lombok sudah di pegang. Jam 6 tepat luncurlah kami ke terminal Malang. Di bus, sempat terlibat perebutan tempat duduk yang tidak perlu. Judul busnya sih eksekutif, tetapi jauh dari bayangan eksekutif. Sempit, panas, untungnya ngga bau... Di perjalanan, kami mulai mengontak Epi rekan kami satu lagi yang janjian bertemu di terminal Ubung, Bali. Walaupun tidak senyaman Gajayana, entah kenapa saia malah bisa tidur di bus ini. Hahaha...