Tuesday, March 8, 2011

Berlumpur ria di gua vertikal Buniayu

Trip yang sudah didengung-dengungkan sekitar 2 bulan, akhirnya terealisasi tanggal 5 Maret 2011. Masih bersama pasukan ProFauna sekitar Bekasi, kali ini plus Bedul (anak GMC, adik kelas Red). Pasukan di mobil berjumlah 7 orang dewasa dan 2 bocah pitik (Anu & A'ay buntutnya Bu Ir). Start dari Bekasi tanggal 4 Maret pukul 10 malam. Kondisi jalan malam Sabtu, wah ampun macetnya! Pukul 2 dini hari pasukan baru mencapai kawasan Cicurug, sekitar Lido. Itupun dengan kondisi perut kelaparan, sehingga kami mlipir nongkrong di sebuah warkop untuk mengganjal perut yang sudah keroncongan, tentunya dengan mata yang juga terkantuk-kantuk. Pukul 4 pasukan tiba di Wahana wisata "Gua Buniayu", dengan arahan dari Pak Kakay, contact person aktivitas caving kami. Sebenarnya disediakan sebuah rumah untuk beristirahat, harganya per malam nya Rp. 100.000 dan bisa menampung banyak orang. Namun kami memilih istirahat di mushola, karena hari sudah menjelang pagi. Hihihi... Padahal mah emang gak mau rugi, cuma istirahat beberapa jam masa mesti bayar seratus ribu. :P

Pukul 7 pasukan sudah siap dengan perlengkapan yang disiapkan dinas Perhutani yang terdiri dari wearpack, helmet, dan boot. Sayangnya senter yang ada di helmet tidak ada yang bisa digunakan. Untungnya pun, Red membawa senter kecil dan headlamp. Jadi gak bakal kesandung-sandung dalam gua. Satu-satunya penerangan yang disediakan adalah lampu karbit yang dipakai sendiri oleh pemandu. Ckckck... Egois banget dah kami gak dibagi lampunya. Hehehe!

Judulnya saja sudah gua vertikal, jadi untuk masuk ke dalamnya kami harus turun dibantu dengan tali karamantel. Ada dua teknik untuk turun ke dalam gua vertikal, pertama menggunakan Single Rope Technique (SRT)yang biasanya dikuasai para caver (penelusur gua) dan teknik dikerek (hahaha), jadi diturunin aja gt ke bawah pake tali. Nah, berhubung kami bukan caver handal dan kebanyakan baru pertama kalinya masuk gua menggunakan peralatan lengkap, jadilah kami diturunkan pelan-pelan. Itu pun masih ada aja yang takut plus agak-agak ngeri. Suasana dalam gua: gelap (pastinya!) dan lembab. Penelusuran pun dimulai... Wow, what a great stalactites!!! Stalaktit dan Canopy cantik banyak bertebaran di dinding atas dan kanan kiri gua. Red mencari istilah khusus yang lain (stalagmit), tetapi kok ndak kelihatan ya. Ooow, ternyata memang di sana agak jarang stalagmit ya, karena gua cenderung basah, bahkan banjir bila curah hujan sangat tinggi. Jadi jarang ada stalagmit yang terbentuk. Hampir sepanjang koridor gua terdapat genangan air. Jadi, sia-sia jika membuang air yang menggenang di dalam boot. Toh, beberapa meter ke depan akan ada air lagi yang mengisi sepatu boot kami ~_~"

Tengah perjalanan, ssang pemandu yang hanya seorang diri meminta waktu untuk mengganti bahan bakar karbitnya. Jadi, kami bertujuh dipersilahkan untuk beristirahat sementara waktu. Red, satu-satunya orang yang memakai head lamp bermaksud menghemat baterai dengan memadamkan lampu selagi istirahat, dan hiii... Gelap betul dalam gua tanpa penerangan apapun, hanya hitam yang terlihat di depan mata. Usut punya usut, ternyata si pemandu punya maksud mengganti bahan bakarnya yang sebenarnya belum habis. Ternyata... Trek gua yang dihadapi selanjutnya amat menantang!!! Mulai genangan air setinggi pinggang, lubang besar yang harus dilewati dengan memasang webbing, lumpur setinggi lutut, harus melewati medan dengan posisi menunduk sampai jongkok, belum lagi di akhir bagian gua kami harus menaiki tangga tali. Huuuh, agak ribet, namun tetap seruuu!!! Pake acara evakuasi sepatu boot segala... Hehehe... Yeah, sepatu Red, Mba Ir, n Ranu sempet masuk ke lumpur soalnya.

Keluar dari gua, tampang sudah ndak karuan... Tanah di sekujur badan. Dengan kondisi seperti itu, kami berjalan menuju air terjun yang posisinya tidak jauh dari Gua Buniayu. Agak lupa nama air terjunnya, nanti Red liat contekan dulu yaaa. Yang pasti, pengalaman pertama masuk gua dengan alat lengkap kali ini cukup membuat paha pegel, karena lumpur yang cukup tinggi, dan membuat para peserta semuanya terlelap di tengah perjalanan pulang, meninggalkan Bu Irma yang sedang sendirian menyetir kendaraan. Memang ya, peserta kali ini songong semuaaa...

2 comments: